Jumat, 17 Desember 2021

SIRINE KEMATIAN


Kedua kaki ukuran 36-ku melangkah keluar dari lobby IGD rumah sakit, menunggu pak sopir taksi online menjemput. Tiba-tiba mobil ambulance dengan suara nyaring di telinga berhenti tak jauh di depanku. Pintu belakangnya terbuka, terlihat satu orang perawat keluar dan bergegas mengangkat seorang pasien yg tergolek di pelbet, laki-laki paruh baya dengan selang oksigen tertancap di hidung. Bibirnya membiru, matanya terbelalak seperti ingin loncat keluar. Pelbet lalu didorong dengan penuh tergesa ke dalam ruang tindakan. Ketika ia melewatiku, mata kami saling bertemu. Dengan nafas cepat dan terengah-engah, laki-laki paruh baya itu menatap ku dengan tatapan putus asa.

Perawat yang lain dengan sigap membantu keadaan tersebut. Kepanikan seketika menjalar ke sekitar. Tubuhku mematung, tiba-tiba beku. Kakiku rasanya seperti terpaku. Pemandangan ini terlalu memilukan buatku. Memicu sebuah kenangan yang tiba-tiba membawaku kembali ke dua belas tahun yang lalu. 

Saat itu aku masih kelas enam SD, sedang asyik menonton film horror bersama sepupu-sepupuku yang kebetulan rumahnya bersebelahan dengan rumahku. Aku ingat, baru di menit pertama film di putar tiba-tiba Nenekku berteriak minta tolong. Pamanku gelagapan dan segera menghampiri. Aku berlari di belakangnya. Kami terhenti di ruangan solat rumahku. Dengan sarung yang masih rapih di pakainya, Ayahku tergeletak tak berdaya diatas sajadah yang belum selesai di lipat. Bibirnya biru, matanya terbelalak, lidahnya tergigit sampai berdarah, tangan dan kakinya kejang, tak terlihat bernafas. Aku menghambur memeluk dadanya, memastikan jantungnya masih berdetak. 

Pamanku menyingkirkanku darisana, dorongannya cukup kuat sampai-sampai aku mundur beberapa langkah ke belakang. Ayahku digotong keluar ruangan. Nafasku sesak. Lututku lemas. Gigiku bergemeletuk ketakutan. Tak tahu harus berbuat apa. Lalu aku tersadar dan dengan cepat berlari ke arah telepon. Dengan suara terbata-bata, aku menelepon Ibuku untuk segera pulang ke rumah. Ayahku sudah dibawa ke rumah sakit. 10 menit kemudian Ibuku datang dan dengan segera menyusul kesana. Aku memeluk kedua adikku yang saat itu usianya masih lima dan satu tahun. Menunggu kabar dari rumah dengan harap-harap cemas. Nenekku sibuk mengabari sanak keluarga yang lain.  

Satu jam kemudian, pertama kalinya aku melihat sendiri ambulance dari jarak dekat. Terparkir di halaman rumah. Bunyi sirinenya masih terngiang sampai sekarang.  Nenek dan keluargaku yang baru datang menghambur keluar penuh isak tangis saat mobil putih itu tiba. Aku kebingungan. Ada apa ini? 

Pintu belakang ambulance terbuka. Ada ayahku disana. Yg terbaring diatas pelbet rumah sakit. Seperti sedang tertidur tapi dengan kulit pucat. Tubuhnya kaku. Kedua kakinya dirapatkan dengan ikatan kain berwarna putih. Kedua tangannya dilipat diatas perut. Dengan perban yg terikat dari bawah dagu sampai ubun-ubun kepala dan hidung yang disumpal kapas. Saat itu pula aku tau, ayahku telah wafat. Nenek dan ibuku berteriak histeris, bude-budeku saling memeluk satu sama lain. Aku dan adik-adikku menangis ketakutan. 

Rasanya seperti disambar petir. Dada seperti dihamtam palu godam sampai dalam. 

"Ayahku.. wafat? Baru tadi siang beliau mengajakku makan es krim ramai-ramai dengan ponakannya. Ini, mimpi buruk." kataku dalam hati.

Satu hari sebelumnya, Ayahku menggodaku. "Ah kamu mah oon mana bisa dapet nilai ujian bagus."

Satu minggu setelah kematian Ayahku, datang satu surat yang dikirimkan langsung ke rumah oleh guruku. Surat keterangan. Nilai ujian kelulusanku jadi yang paling tinggi satu sekolah. 







Kamis, 24 Juni 2021

Suara Hati Seorang Emak Kucing (Part II) : Penyelamatan Mouli Dengan Bantuan Tim Rescue dari Damkar.


Mata saya sudah bengkak. Badan saya sudah lemas luar biasa karena keliling seharian dan nangis sepanjang hari. Boro-boro inget makan. Saya putuskan, hari ini selesai untuk pencarian Mouli -


~

Jam 10 malam saat saya mulai memaksakan diri untuk makan tiba2 ada suara 2 kali eongan kucing, saya panggil adik saya untuk cari darimana suaranya. Ternyata dari atas plafon, Mouli ketemu! Dengan badan yang berubah jadi darkmode, super item dekil dan muka yang ketakutan dia berusaha untuk turun. Tapi karena dia takut akhirnya dia masuk lagi ke dalam plafon. 


Alhamdulillah, Allah Maha Baik. Mouli ketemu. 

Dengan kesotoyan dan ketidaktakutan saya akan apapun akhirnya saya naik kedalam plafon ruang tamu lewat ventilasi kamar mandi yang plafonnya lebih rendah, dibantu adik-adik saya pakai tangga. 


Gelap. Creepy.  Bau. Lembab. Debu hitam dimana-mana saya trabas hanya dengan bermodalkan flash handphone dan masih pake daster. Tapi saya tetap nggak bisa masuk ke dalam plafon ruang tamu karena ada sekat tembok antara plafon kamar mandi dan plafon ruang tamu. Satu-satunya akses ke plafon ruang tamu hanya dari celah  genteng diluar rumah yang lumayan tinggi. Tangga yang saya punya nggak memungkinkan untuk bisa naik kesana. 

Saya coba panggil-panggil Mouli dan pancing dia pake makanan, dia tetap nggak muncul. Pikir saya, saya harus bergerak cepat karena takut Mouli semakin jauh masuk ke bagian-bagian rumah yang sulit dimasuki manusia. Apalagi rumah plafon rumah ini tinggi banget dan merepotkan untuk cari Mouli yg ukurannya kecil.

Waktu saya turun dari plafon keadaan saya persis kaya meme atta halilintar yg lagi nyamar jadi orang gila.


Tanpa pikir panjang saya langsung berdiskusi sama mama untuk minta bantuan Damkar. Setelah banyaknya video penyelamatan hewan yang saya tonton rasanya sangat tepat untuk minta bantuan mereka. Saya telepon ke Damkar Pemkab Bogor yang ada di Cibinong. Nomor telepon : 0218753547

Setelah saya ceritakan perkaranya akhirnya saya dimintai nomor WA dan nggak lama kemudian ada petugas yg WA saya untuk nanya alamat lebih jelas dan minta foto keadaan rumah supaya tim bisa tau peralatan apa saja yang harus benar-benar dibawa. 


Jam 11 malam tim Rescue dari Damkar akhirnya datang. Padahal saya telepon baru beberapa menit yang lalu. Cepat tanggap betul!

Keenam tim yang diketuai Mas Alan langsung bergegas ngecek keadaan rumah dan langsung evakuasi. Begitu liat Mouli muncul di genteng, tim langsung gercep naik keatas. Evakuasi nggak berlangsung lancar karena Mouli tipikal kucing rumahan dan takut sama orang baru. Jadi setiap timnya mau ngejaring, Mouli pasti kabur lagi karena merasa terancam.


Sudah jam 2 pagi, tim rescue berdiskusi supaya saya ikut naik ke atas genteng dikarenakan Mouli takut sama orang baru dan cuma nurut sama saya.

Langsung saya iyakan, saya fearless (dibaca;sotoy) dan mau ikut bantu untuk nemuin Mouli. Malam itu pertama kali saya naik ke genteng lagi, setelah terakhir naik itu sekitar kelas 6 SD. Iya, dulu saya seneng banget main di genteng sampe dilaporin anak hilang sama ayah saya gara-gara ketiduran di genteng, di samping toren air. 


Pemandangan dari atas rumah saya termasuk indah karena ada menara Eiffelnya alias tower sutet.

Saya coba panggil-panggil nama Mouli tetap nggak keluar. Dia pasti ngumpet, karena ketakutan lihat orang banyak. Saya dan tim sudah explore seluruh genteng bangunan dan plafon. Bahkan ke kebon belakang rumah saya. Bayangkan, jam 1 malam saya dan tim Rescue nyenter-nyenter pohon mangga dan pohon kecapi, barangkali Mouli ngumpet disana. 

Waktu sudah pukul 2 pagi, karena saya sudah sangat lelah seharian dan semalaman mencari Mouli akhirnya setelah diskusi dengan tim, pencarian Mouli kami lanjutkan besok pagi. Dibuat undakan dari tangga untuk memudahkan Mouli turun dari genteng di belakang dapur rumah, karena hanya disana plafon yang paling rendah. Biarpun pencarian dilanjut besok pagi, setidaknya saya dapat titik terang :

1. Mouli masih hidup
2. Mouli ada di sekitaran rumah saya.

Besoknya, jam 5 pagi saya dengar eongan Mouli dari plafon. Langsung saya naik ke undakan tangga dan tarik paksa Mouli untuk turun supaya dia nggak lari lagi. 


Pertemuan saya dengan Mouli sangat emosional, saya menangis haru sementara Mouli mencengkram erat tubuh saya selama di gendong. Langsung saya bersihkan sementara pake tissue basah dan saya beri makan. Lahap banget, dia pasti kelaparan karena udah 2 hari kejebak di plafon.

Kesimpulannya : Mouli hilang karena terkunci semalaman diluar, lalu dia cari akses masuk rumah lewat genteng, nggak bisa turun dan akhirnya terjebak di dalam plafon. 

Besar kemungkinan dia bisa naik ke atas genteng lewat pohon mangga di belakang rumah. Berarti dia sempat jalan jauh keluar rumah karena untuk sampai ke pohon mangga itu harus memutari beberapa rumah tetangga. Mouli ternyata pintar, nggak sia-sia kemarin dia saya sekolahin di PAUD. 

Ini menjadi pengalaman yang gak akan terlupakan dalam hidup saya. Dan jadi pelajaran berharga untuk saya.

Saya berterima kasih untuk semua yang terlibat dalam pencarian Mouli. Untuk tim Rescue dari Damkar Pemkab Bogor yg dengan sigap tengah malam bantu saya. Untuk teman-teman saya yg ikut posting kucing hilang. Untuk mama yang support saya habis-habisan. Untuk Ricky yang ikut support dan  buat sayembara di facebook. 


Untuk semuanya, terima kasih banyak. 

Terakhir, saya dan si teteh sudah baik-baik saja. Alhamdulillah, beliau masih kerja disini. Saya sadar bahwa hal yang terjadi kemarin, murni karena unsur ketidaksengajaan. Dan saya anggap itu sebagai musibah saja. 


Pesan untuk semua pawrents. Dijaga baik-baik yah kucingnya! 

Suara Hati Seorang Emak Kucing (part I) : Mouli Hilang

Untuk orang lain, kucingku hanya sebatas hewan.

Untuku, dia lebih dari itu. 

Dia bagian dari keluarga kami.

~

Ini pertama kalinya kucing saya nggak pulang selama 2 hari. Biasanya dia nggak pernah main jauh-jauh dari rumah. Keluar gerbang saja nggak berani. Dan hal ini jadi pengalaman traumatis untuk saya. 

Kronologisnya begini :

Saya hanya tinggal berempat dirumah. Saya, kedua adik saya yg doyan jajan dan seekor buntelan bulu tempramental bernama Mouli. Bersebelahan dengan Om dan Tante.


Orang tua kami tinggal di Depok dan kebetulan ada rumah di daerah Puncak. Setiap weekend kami biasanya menghabiskan waktu di Puncak. 

Saya berangkat ke Puncak hari Sabtu, menitipkan Moli ke teteh karyawannya mama. Setiap kami pergi ninggalin rumah, si teteh biasanya saya sarankan untuk menginap. Beliau sendiri senang kalo diminta menginap karena nggak perlu bolak-balik pulang ke rumahnya. 

Hari senin malam saya selalu kepikiran Mouli, punya perasaan nggak enak. Bawaannya selalu pengen pulang ke rumah tapi orang tua gak mengizinkan. Disatu sisi, saya yakin orangtua saya melarang saya pulang karena masih rindu sama anak-anaknya, terutama mama. 

Hari selasa pagi, si teteh telepon sambil nangis sesenggukan. Ternyata beliau ngasih kabar kalo Mouli nggak pulang-pulang. Beliau udah nyari keliling tapi tetap nggak ketemu. Setelah saya tanya kenapa Mouli bisa hilang, ternyata karena beliau teledor, melepas mouli semalaman dan lupa diajak masuk. 

Saya kaget. Terpukul. Marah. Detik itu juga saya langsung pulang ke rumah. Nahan air mata dan amarah di sepanjang jalan. Bayangkan, sekhilaf apa saya bawa mobil sampe perjalanan Puncak-Gunung Putri cuma ditempuh dalam waktu 30 menit. Astagfirullah, saya jangan dicontoh, dirindukan saja. 

Sesampainya dirumah, saya langsung cari ke seluruh sudut yg memungkinkan Mouli untuk ngumpet. Di dalem lemari, di belakang kulkas tapi tetap nggak ketemu juga. Akhirnya saya putuskan untuk cari keliling komplek naik motor. Siang-bolong sambil nahan air mata saya nyari Mouli ke daerah perkampungan di belakang rumah, ke setiap cluster, bahkan sampai ke pasar. 

Tetangga, warga terdekat, satpam sudah saya tanya satu-satu sambil saya kasih lihat foto Mouli, hasilnya nihil. Nggak ada satupun yg lihat. Saya semakin lemas dan akhirnya air mata saya tumpah di jalan. Saya pulang ke rumah karena udah nggak kuat nahan tangis. Si teteh menghampiri saya masih dengan perasaan bersalahnya yg mendalam. Saya hanya bisa diam. Saya nggak mau keluar kalimat yg tidak seharusnya karena saya masih sedih luar biasa. Ketika saya emosi, saya lebih baik diam dan luapkan kemarahannya lewat air mata daripada berkata-kata yg kemudian menyakiti hati orang lain. 

Sore hari, saya masih lanjut keliling lagi cari Mouli karena sore biasanya hujan. Pikiran saya semakin kalut, kepikiran gimana seandainya dia kehujanan dan ketakutan. Tapi Mouli tetap nggak ketemu. Pikiran saya sudah nggak fokus. Berkali-kali saya telepon mama untuk minta support.  

Bella : "Ma, aku sedih banget gimana seandainya Mouli diculik orang jahat terus dijadiin makanan kaya kasus-kasus di instagram."

Mama : "Udah, husnudzan saja semoga Mouli diketemukan sama orang baik. Mama tau pasti berat rasanya kehilangan Moli, sama seandainya mama kehilangan anak-anak mama (hati saya dengar ini langsung nyess). Istighfar terus supaya hatimu dilunakkan."

Setelah itu saya baca yg disarankan orang2 ketika kita kehilangan sesuatu, 

YAA ALLAHU YAA SHAAHID

( Ya Allah Yang Maha Melihat) sebanyak 100 kali. 

Lalu, 

YA JAAMIA'AN NAASI LI YAUMIL LAA RAIBA FIIH, IJMA'ALAYYA DHOLLATII

(Ya Allah, Yang Mengumpulkan Manusia pada hari yang tidak ada keraguan padanya, kumpulkanlah apa-apa yang hilang kepadaku semula)

Kemudian baca Surah Yaasin dan berdoa supaya apa yg hilang cepat diketemukan. 

Menjelang magrib, saya sudah pasrahkan semuanya sama Allah. Saya hanya mendoakan yg terbaik untuk Mouli. Kalo dia masih hidup, semoga dia tau jalan pulang ke rumah dan dilindungi dari kejahatan yg ada dijalanan. Kalo dia ditemukan sama orang dan nggak di kembalikan ke saya, semoga orang itu adalah orang yg baik dan mau merawat mouli dengan tulus. Kalo mouli ternyata udah mati, semoga ada seseorang yg menemukan mayatnya dan menguburkannya dengan layak. Saya belajar mengikhlaskan kembali. Mungkin jodohnya sudah selesai, kata saya. 

Saya bisa punya kucing atas kehendak Allah dan saya bisa kehilangan kucing bisajadi atas kehendak Allah juga. Allah berhak memberi, Allah juga berhak mengambilnya. 

Mata saya sudah bengkak. Badan saya sudah lemas luar biasa karena keliling seharian dan nangis sepanjang hari. Boro-boro ingat makan. Akhirnya saya putuskan, rabu sore selesai untuk pencarian Mouli. 

Lanjut part II 

http://permanabella.blogspot.com/2021/06/kata-hati-seorang-emak-kucing-part-ii.html?m=1



Senin, 29 Maret 2021

Review Scarlett Whitening : Beneran Sebagus dan Sewangi Itu ?


Saya pertama kali lihat produk ini mejeng di salah satu toko kosmetik di dekat rumah, “ini produk lokal kak, bisa mencerahkan kulit dalam sekali pakai lho!” Kata si mbak nya mencoba meyakinkan saya. Tapi karena saya tipikal teteh-teteh  yang tidak mudah percaya dengan orang lain (termasuk iklan) saya hanya menjawab tawaran mbak-mbak kosmetik tadi dengan sebuah senyuman termanis saya. Nggak tau deh sekarang gimana keadaan mbak-mbak itu diabetes atau nggak.

Beberapa hari setelahnya, saya blog walking dan menemukan artikel tentang produk ini yang ‘katanya’ beneran bisa mencerahkan kulit. Duh beneran nggak sih, saya kepengen beli tapi takut karena produknya masih baru di pasaran. Tapi daripada saya penasaran lebih baik saya coba langsung kan.

By the way, Scarlett Whitening ini adalah brand lokal yang punya beberapa produk rangkaian perawatan untuk mencerahkan kulit. Untuk perawatan tubuh, ada Scarlett Whitening Body Lotion, Scarlett Brightening Shower Scrub dan Scarlett Body Scrub. Sementara untuk perawatan wajah ada Scarlett Serum dan Scarlett Facial Wash. 

Kali ini saya akan mereview 3 produk dari Scarlett yang saya punya yaitu body lotion, shower scrub dan body scrub-nya.

1. SCARLETT WHITENING BODY LOTION

 


Ini produk favorit saya! Sejauh ini sudah terhitung 3 botol body lotion yang sudah saya gunakan karena suka banget sama wangi dan hasil yang diberikan oleh lotion Scarlett. 

INGREDIENTS : 

Acrylic Polimer, Cetearyl Alcohol, Triisopropanol amin, Propana 1-2diol, Propane 1,2,3-triol, Dmdm Hyndantoin, Fragrance, Beads A2-milicapsule, Glutahione, Water.

Terdapat tiga varian pada body lotion ini yang bisa kita pilih sesuai selera,

Charming (warna ungu) yang aromanya seperti wangi parfum Baccarat Rouge 540 Eau De Parfume.

Freshy (warna kuning) yang aromanya seperti wangi parfum Jo Malone English Pear & Freesia Eau Cologne.

Romansa (warna pink) yang aromanya lembut dan powdery.

Fantasia (warna hijau) yang beraroma segar khas buah-buahan.

Dari keempatnya saya sudah coba yang Romansa dan Freshy. Saya jatuh cinta sama yang varian Freshy. Wangiii banget, aromanya segar dan awet di kulit. Padahal yang paling famous dari keempatnya itu varian Charming karena aromanya wangi parfum mahal, tapi saya nggak mau wangi saya sama seperti yang lain jadi saya pilih varian Freshy.

Saya selalu aplikasikan lotion ini sehabis mandi dan bikin wangi se-ruang tamu. Saya nggak lebay kok, emang benar. Kalo habis mandi terus pake ini saya serasa jadi remaja piyik yang mau di apelin pacar, uhuk. 



KEMASAN: 

Kemasannya terbuat dari botol plastik berukuran 300ml dan terdapat pump untuk mempermudah pengaplikasiannya pada kulit. Biarpun cukup besar dan ringkih tapi aman kok untuk dibawa travelling karena sekarang Scarlett memiliki double lock pada botolnya jadi nggak perlu takut kepencet dan tumpah saat disimpan di dalam tas. 



Scarlett Whitening Body Lotion sudah terdaftar BPOM (NA18190705488) dan punya label no animal tested jadi aman untuk digunakan. Lotion ini juga memiliki kandungan utama Glutathione yang bertindak sebagai antioksidan yang bisa mencegah kerusakan pada kulit dan disebut dapat melindungi kulit dari radikal bebas. Kandungan vitamin E nya juga menjaga kelembapan dan elastisitas kulit.

Waktu pertama kali beli, teksturnya cukup kental dan terasa ‘tebal’ di kulit. Tapi sepertinya Scarlett sudah memperbaiki formulanya ya, jadi sekarang jadi lebih watery, nggak lengket dan cepat meresap ke dalam kulit. Satu pump saja sudah cukup untuk satu tangan jadi lebih irit. 



Untuk efek cerah seketikanya memang nggak terlalu terlihat di kamera karena warna dasar kulit saya sudah putih. Tapi mencolok banget kalo dilihat secara langsung. Glowing dan nggak memberi kesan ashy. 


2. SCARLETT SHOWER SCRUB



BPOM: NA18180701928

Terdapat 3 varian pada sabun mandi ini yaitu Pomegrante, Mango dan Cucumber. Saya punya yang Pomegrante yang wangi segar buah-buahan dan nggak lebay. 

INGREDIENTS : Sodium Lauryl Sulfate, Fatty Alcohol Sulfate, Coconut Diethanolamine, Coco Amido Propyl Betaine,Lauryl Betaine, Ethyl Diamin Tetra Acetic Acid, Glycol Distearat, Steareth-20 Methacrylate Copolymer, Dmdm Hydantoin, Glycerin Fragrance, Beads A2 milicapsule, Glutathione, Water.

KEMASAN:

Yang paling mencolok dari sabun ini adalah warna dan botolnya yang lucu. Maafkan saya tapi ini adalah bukti bahwa saya perempuan tulen yang suka keunyuan. Skip. 

Botolnya terbuat dari plastik berukuran 300ml dengan tutup model flip-flop yang cukup rapat. Oiya plastik yang digunakan juga cukup tebal karena sabun saya sering kali jatoh ke lantai dan botolnya nggak pecah.



TEKSTUR:

Teksurnya berbentuk gel yang tidak terlalu kental dan cenderung cair. Terdapat bulir-bulir scrub yang mampu mengangkat sisa-sisa kulit mati dan memaksimalkan kita dalam membersihkan tubuh. Saya nggak pernah pake shower puff untuk sabun yang mengandung scrub karena saya mau merasakan langsung efek scrubnya di kulit saya. Scrubnya kecil-kecil jadi nggak terasa kasar. Busanya yang dihasilkan juga cukup banyak. Hasil yang saya rasakan setelah menggunakan sabun ini, kulit jadi terasa lebih lembut, lemba, harum dan nggak memberikan kesan kesat pada kulit seperti sabun mandi kebanyakan.


3. SCARLETT WHITENING BODY SCRUB

 


BPOM: NA18190705448

Ini juga produk kedua favorit saya! Saya itu minimal satu kali dalam seminggu harus scrubbing karena ini penting banget untuk kulit yang sering terpapar AC supaya kelembapan dan kelembutan kulit saya tetap terjaga. Dari dua varian (Romansa dan Pomegrante) saya baru mencoba varian romansa. 

INGREDIENTS:

Acrylic Polimer, Triisopropanol Amiin, Glycerin, Mineral Oil, Cetyl Acohol, Cetearyl Alcohol, Propylene Glycol, Glycol Distearate Dmdmhydantoin, Fragrance, Scrub, Glutathion, Water.

KEMASAN:

Kemasannya sama seperti body scrub kebanyakan yang berbentuk jar berukuran 350ml. Di dalamnya juga terdapat segel alumunium supaya tetap aman dan higienis. Menurut saya kemasan ini kurang cocok untuk dibawa travelling karena cukup bulky. Tapi emang siapa juga sih yang mikirin scrubbing saat travelling? :’)



TEKSTUR:

Teksturnya creamy, lembut dengan bulir-bulir scrubnya yang mampu mengangkat sel-sel kulit mati dan berfungsi untuk melembabkan dan menghaluskan kulit. Scrubnya nggak kasar jadi terasa nyaman waktu di gosok ke kulit. Sejauh ini saya nggak ada iritasi sama produk ini malah semakin lama kulit saya berangsur semakin membaik setelah sebelumnya sangat sangat sangat kering karena nggak cocok sama salah satu produk. 

Dalam pemakaian pertama aja kulit saya terasa haluuss banget rasanya jadi pengen di elus terus hehe. Untuk aromanya harum banget, stay di kulit walaupun sudah beberapa jam setelah scrubbing. Wanginya terasa lebih lembut dari Scarlett Body Shower yang cenderung strong. 

Last but not least. Ketiga rangkaian produk Scarlett ini mengandung Glutathione dan Vitamin E dengan fungsi dan manfaat seperti yang sudah saya sebutkan. 

Setelah rutin selama 3 minggu menggunakan rangkaian produk scarlett ini kulit saya jadi jauh lebih lembut dan cerah. Repurchase? Yes, untuk lotion dan scrubnya.

Masing-masing produk Scarlett dijual dengan harga pasaran Rp 75.000. Scarlett juga punya paket hemat dengan harga Rp 300.000 yang berisi 5 item dengan bonus gift box kece dan free gift. Untuk menghindari produk palsu/produk tiruan, teman-teman bisa order produk ini di Shopee (https:shopee.co.id/scarlettofficialshop), Line (@scarlett_whitening), atau melalui WhatsApp (+62 877 0035 3000). Saya pribadi lebih suka pemesanan via WhatsApp karena lebih mudah dan responsive hehe.



COPYRIGHT © 2017 · PERMANA BELLA | THEME BY RUMAH ES