Kamis, 24 Juni 2021

Suara Hati Seorang Emak Kucing (Part II) : Penyelamatan Mouli Dengan Bantuan Tim Rescue dari Damkar.


Mata saya sudah bengkak. Badan saya sudah lemas luar biasa karena keliling seharian dan nangis sepanjang hari. Boro-boro inget makan. Saya putuskan, hari ini selesai untuk pencarian Mouli -


~

Jam 10 malam saat saya mulai memaksakan diri untuk makan tiba2 ada suara 2 kali eongan kucing, saya panggil adik saya untuk cari darimana suaranya. Ternyata dari atas plafon, Mouli ketemu! Dengan badan yang berubah jadi darkmode, super item dekil dan muka yang ketakutan dia berusaha untuk turun. Tapi karena dia takut akhirnya dia masuk lagi ke dalam plafon. 


Alhamdulillah, Allah Maha Baik. Mouli ketemu. 

Dengan kesotoyan dan ketidaktakutan saya akan apapun akhirnya saya naik kedalam plafon ruang tamu lewat ventilasi kamar mandi yang plafonnya lebih rendah, dibantu adik-adik saya pakai tangga. 


Gelap. Creepy.  Bau. Lembab. Debu hitam dimana-mana saya trabas hanya dengan bermodalkan flash handphone dan masih pake daster. Tapi saya tetap nggak bisa masuk ke dalam plafon ruang tamu karena ada sekat tembok antara plafon kamar mandi dan plafon ruang tamu. Satu-satunya akses ke plafon ruang tamu hanya dari celah  genteng diluar rumah yang lumayan tinggi. Tangga yang saya punya nggak memungkinkan untuk bisa naik kesana. 

Saya coba panggil-panggil Mouli dan pancing dia pake makanan, dia tetap nggak muncul. Pikir saya, saya harus bergerak cepat karena takut Mouli semakin jauh masuk ke bagian-bagian rumah yang sulit dimasuki manusia. Apalagi rumah plafon rumah ini tinggi banget dan merepotkan untuk cari Mouli yg ukurannya kecil.

Waktu saya turun dari plafon keadaan saya persis kaya meme atta halilintar yg lagi nyamar jadi orang gila.


Tanpa pikir panjang saya langsung berdiskusi sama mama untuk minta bantuan Damkar. Setelah banyaknya video penyelamatan hewan yang saya tonton rasanya sangat tepat untuk minta bantuan mereka. Saya telepon ke Damkar Pemkab Bogor yang ada di Cibinong. Nomor telepon : 0218753547

Setelah saya ceritakan perkaranya akhirnya saya dimintai nomor WA dan nggak lama kemudian ada petugas yg WA saya untuk nanya alamat lebih jelas dan minta foto keadaan rumah supaya tim bisa tau peralatan apa saja yang harus benar-benar dibawa. 


Jam 11 malam tim Rescue dari Damkar akhirnya datang. Padahal saya telepon baru beberapa menit yang lalu. Cepat tanggap betul!

Keenam tim yang diketuai Mas Alan langsung bergegas ngecek keadaan rumah dan langsung evakuasi. Begitu liat Mouli muncul di genteng, tim langsung gercep naik keatas. Evakuasi nggak berlangsung lancar karena Mouli tipikal kucing rumahan dan takut sama orang baru. Jadi setiap timnya mau ngejaring, Mouli pasti kabur lagi karena merasa terancam.


Sudah jam 2 pagi, tim rescue berdiskusi supaya saya ikut naik ke atas genteng dikarenakan Mouli takut sama orang baru dan cuma nurut sama saya.

Langsung saya iyakan, saya fearless (dibaca;sotoy) dan mau ikut bantu untuk nemuin Mouli. Malam itu pertama kali saya naik ke genteng lagi, setelah terakhir naik itu sekitar kelas 6 SD. Iya, dulu saya seneng banget main di genteng sampe dilaporin anak hilang sama ayah saya gara-gara ketiduran di genteng, di samping toren air. 


Pemandangan dari atas rumah saya termasuk indah karena ada menara Eiffelnya alias tower sutet.

Saya coba panggil-panggil nama Mouli tetap nggak keluar. Dia pasti ngumpet, karena ketakutan lihat orang banyak. Saya dan tim sudah explore seluruh genteng bangunan dan plafon. Bahkan ke kebon belakang rumah saya. Bayangkan, jam 1 malam saya dan tim Rescue nyenter-nyenter pohon mangga dan pohon kecapi, barangkali Mouli ngumpet disana. 

Waktu sudah pukul 2 pagi, karena saya sudah sangat lelah seharian dan semalaman mencari Mouli akhirnya setelah diskusi dengan tim, pencarian Mouli kami lanjutkan besok pagi. Dibuat undakan dari tangga untuk memudahkan Mouli turun dari genteng di belakang dapur rumah, karena hanya disana plafon yang paling rendah. Biarpun pencarian dilanjut besok pagi, setidaknya saya dapat titik terang :

1. Mouli masih hidup
2. Mouli ada di sekitaran rumah saya.

Besoknya, jam 5 pagi saya dengar eongan Mouli dari plafon. Langsung saya naik ke undakan tangga dan tarik paksa Mouli untuk turun supaya dia nggak lari lagi. 


Pertemuan saya dengan Mouli sangat emosional, saya menangis haru sementara Mouli mencengkram erat tubuh saya selama di gendong. Langsung saya bersihkan sementara pake tissue basah dan saya beri makan. Lahap banget, dia pasti kelaparan karena udah 2 hari kejebak di plafon.

Kesimpulannya : Mouli hilang karena terkunci semalaman diluar, lalu dia cari akses masuk rumah lewat genteng, nggak bisa turun dan akhirnya terjebak di dalam plafon. 

Besar kemungkinan dia bisa naik ke atas genteng lewat pohon mangga di belakang rumah. Berarti dia sempat jalan jauh keluar rumah karena untuk sampai ke pohon mangga itu harus memutari beberapa rumah tetangga. Mouli ternyata pintar, nggak sia-sia kemarin dia saya sekolahin di PAUD. 

Ini menjadi pengalaman yang gak akan terlupakan dalam hidup saya. Dan jadi pelajaran berharga untuk saya.

Saya berterima kasih untuk semua yang terlibat dalam pencarian Mouli. Untuk tim Rescue dari Damkar Pemkab Bogor yg dengan sigap tengah malam bantu saya. Untuk teman-teman saya yg ikut posting kucing hilang. Untuk mama yang support saya habis-habisan. Untuk Ricky yang ikut support dan  buat sayembara di facebook. 


Untuk semuanya, terima kasih banyak. 

Terakhir, saya dan si teteh sudah baik-baik saja. Alhamdulillah, beliau masih kerja disini. Saya sadar bahwa hal yang terjadi kemarin, murni karena unsur ketidaksengajaan. Dan saya anggap itu sebagai musibah saja. 


Pesan untuk semua pawrents. Dijaga baik-baik yah kucingnya! 

Suara Hati Seorang Emak Kucing (part I) : Mouli Hilang

Untuk orang lain, kucingku hanya sebatas hewan.

Untuku, dia lebih dari itu. 

Dia bagian dari keluarga kami.

~

Ini pertama kalinya kucing saya nggak pulang selama 2 hari. Biasanya dia nggak pernah main jauh-jauh dari rumah. Keluar gerbang saja nggak berani. Dan hal ini jadi pengalaman traumatis untuk saya. 

Kronologisnya begini :

Saya hanya tinggal berempat dirumah. Saya, kedua adik saya yg doyan jajan dan seekor buntelan bulu tempramental bernama Mouli. Bersebelahan dengan Om dan Tante.


Orang tua kami tinggal di Depok dan kebetulan ada rumah di daerah Puncak. Setiap weekend kami biasanya menghabiskan waktu di Puncak. 

Saya berangkat ke Puncak hari Sabtu, menitipkan Moli ke teteh karyawannya mama. Setiap kami pergi ninggalin rumah, si teteh biasanya saya sarankan untuk menginap. Beliau sendiri senang kalo diminta menginap karena nggak perlu bolak-balik pulang ke rumahnya. 

Hari senin malam saya selalu kepikiran Mouli, punya perasaan nggak enak. Bawaannya selalu pengen pulang ke rumah tapi orang tua gak mengizinkan. Disatu sisi, saya yakin orangtua saya melarang saya pulang karena masih rindu sama anak-anaknya, terutama mama. 

Hari selasa pagi, si teteh telepon sambil nangis sesenggukan. Ternyata beliau ngasih kabar kalo Mouli nggak pulang-pulang. Beliau udah nyari keliling tapi tetap nggak ketemu. Setelah saya tanya kenapa Mouli bisa hilang, ternyata karena beliau teledor, melepas mouli semalaman dan lupa diajak masuk. 

Saya kaget. Terpukul. Marah. Detik itu juga saya langsung pulang ke rumah. Nahan air mata dan amarah di sepanjang jalan. Bayangkan, sekhilaf apa saya bawa mobil sampe perjalanan Puncak-Gunung Putri cuma ditempuh dalam waktu 30 menit. Astagfirullah, saya jangan dicontoh, dirindukan saja. 

Sesampainya dirumah, saya langsung cari ke seluruh sudut yg memungkinkan Mouli untuk ngumpet. Di dalem lemari, di belakang kulkas tapi tetap nggak ketemu juga. Akhirnya saya putuskan untuk cari keliling komplek naik motor. Siang-bolong sambil nahan air mata saya nyari Mouli ke daerah perkampungan di belakang rumah, ke setiap cluster, bahkan sampai ke pasar. 

Tetangga, warga terdekat, satpam sudah saya tanya satu-satu sambil saya kasih lihat foto Mouli, hasilnya nihil. Nggak ada satupun yg lihat. Saya semakin lemas dan akhirnya air mata saya tumpah di jalan. Saya pulang ke rumah karena udah nggak kuat nahan tangis. Si teteh menghampiri saya masih dengan perasaan bersalahnya yg mendalam. Saya hanya bisa diam. Saya nggak mau keluar kalimat yg tidak seharusnya karena saya masih sedih luar biasa. Ketika saya emosi, saya lebih baik diam dan luapkan kemarahannya lewat air mata daripada berkata-kata yg kemudian menyakiti hati orang lain. 

Sore hari, saya masih lanjut keliling lagi cari Mouli karena sore biasanya hujan. Pikiran saya semakin kalut, kepikiran gimana seandainya dia kehujanan dan ketakutan. Tapi Mouli tetap nggak ketemu. Pikiran saya sudah nggak fokus. Berkali-kali saya telepon mama untuk minta support.  

Bella : "Ma, aku sedih banget gimana seandainya Mouli diculik orang jahat terus dijadiin makanan kaya kasus-kasus di instagram."

Mama : "Udah, husnudzan saja semoga Mouli diketemukan sama orang baik. Mama tau pasti berat rasanya kehilangan Moli, sama seandainya mama kehilangan anak-anak mama (hati saya dengar ini langsung nyess). Istighfar terus supaya hatimu dilunakkan."

Setelah itu saya baca yg disarankan orang2 ketika kita kehilangan sesuatu, 

YAA ALLAHU YAA SHAAHID

( Ya Allah Yang Maha Melihat) sebanyak 100 kali. 

Lalu, 

YA JAAMIA'AN NAASI LI YAUMIL LAA RAIBA FIIH, IJMA'ALAYYA DHOLLATII

(Ya Allah, Yang Mengumpulkan Manusia pada hari yang tidak ada keraguan padanya, kumpulkanlah apa-apa yang hilang kepadaku semula)

Kemudian baca Surah Yaasin dan berdoa supaya apa yg hilang cepat diketemukan. 

Menjelang magrib, saya sudah pasrahkan semuanya sama Allah. Saya hanya mendoakan yg terbaik untuk Mouli. Kalo dia masih hidup, semoga dia tau jalan pulang ke rumah dan dilindungi dari kejahatan yg ada dijalanan. Kalo dia ditemukan sama orang dan nggak di kembalikan ke saya, semoga orang itu adalah orang yg baik dan mau merawat mouli dengan tulus. Kalo mouli ternyata udah mati, semoga ada seseorang yg menemukan mayatnya dan menguburkannya dengan layak. Saya belajar mengikhlaskan kembali. Mungkin jodohnya sudah selesai, kata saya. 

Saya bisa punya kucing atas kehendak Allah dan saya bisa kehilangan kucing bisajadi atas kehendak Allah juga. Allah berhak memberi, Allah juga berhak mengambilnya. 

Mata saya sudah bengkak. Badan saya sudah lemas luar biasa karena keliling seharian dan nangis sepanjang hari. Boro-boro ingat makan. Akhirnya saya putuskan, rabu sore selesai untuk pencarian Mouli. 

Lanjut part II 

http://permanabella.blogspot.com/2021/06/kata-hati-seorang-emak-kucing-part-ii.html?m=1



COPYRIGHT © 2017 · PERMANA BELLA | THEME BY RUMAH ES