Rabu, 10 Januari 2024

Pengalaman Hadir di Kajian Ustadzah Halimah Alaydrus



Sebelumnya, saya udah pernah hampir datang ke kajian beliau di Megamendung di Desember lalu, karena masih terjangkau dari rumah. Tapi qadarullah saya terserang tipes ( penyakit khas mbak-mbak semi-paruh baya ) jadi gagal untuk bisa hadir.


Alhamdulillah, setelah iseng cek linimasa instagram Ustadzah ternyata ada lagi jadwal kajian beliau yg bahkan lebih dekat jaraknya dari rumah. Di Masjid At-Thohir cimanggis. Saya berangkat berdua bareng Bude saya.


Suasana saat saya baru sampai di lokasi

Acara dimulai jam 08.00 pagi tapi karena antusiasmenya tinggi sekali, saya dan bude inisiatif untuk berangkat dari rumah jam 05.30. Benar aja, sampai lokasi sekitar jam 06.00 lewat seuprit, space di dalam sudah penuh sampai ke lobby masjid. Teman saya bahkan sudah di lokasi dari jam 02.00 pagi, kelar ngeronda dia langsung berangkat.





Banyak jamaah yang datang dari luar kota. Bahkan ada rombongan bus yang datang jauh-jauh dari Nganjuk, sayang Billie Eillish nggak ikut. 




Terpaksa saya dan Bude duduk ngelemprak di luar, di pelataran mesjid. Semakin siang suasana semakin riuh dan penuh sampai membludak ke parkiran mobil. MasyaAllah, saya sampai merinding sebulu-bulu. Apalagi ketika Sholawat Thala'al Badru menyambut beliau, entah kenapa air mata ini mengalir begitu saja. 


Saya kebagian duduk di area carport depan masjid. 

Haru begitu melihat beliau turun dari mobil yang terpakir persis di depan saya. MasyaAllah, teduh sekali wajahnya walaupun hanya dari matanya saja. Beliau memang sehari-hari menggunakan niqab. Tapi setiap kajian, niqabnya selalu dibuka. Makannya kenapa beliau hanya mengkhususkan kajiannya untuk muslimah saja. 


Suasana di dalam masjid, kiriman dari teman.


Dan karena itu juga beliau punya peraturan ketat, dimana semua jamaah dilarang mengambil foto atau gambar beliau baik saat baru datang sampai acara selesai. Kalo ada yang ketauan memfoto/video diam-diam, panitia akan langsung mengambil handponenya. Tak lama setelah beliau datang, acara inti pun dimulai. Hari ini kajiannya bertajuk "Wanita Yang Dirindukan Surga"


Beli kipas 10 rebu


Saat sedang khusuk kipas-kipas, random umi umi keep asking me,  "Adek sekolah dimana?". Alhamdulillah muka saya masih capable tuk mengelabui sekitar dan mengaku masih 19 tahun. 


Padahal alis saya sudah melintang sempurna, bulu mata sudah menukik diagonal dan merata. Gamis saya hitam bling-bling bak tante sosialita kaya raya yang mampu menafkahi puluhan brondong gemas.


Saya jawab saja, "Saya udah lulus umi."

Beliau menimpali, "Ohh, masih sendiri nggak? Umi punya anak laki-laki seumuran kamu."


Saya tercengang.


Untungnya, Budeku menjadi sang penyelamat. Beliau mengklarifkasi pertanyaan umi tersebut dengan obrolan panjang khas ibu-ibu pengajian. Saya sih, lanjut makan tahu isi sambil dengar kajian dari suara speaker yang sebenarnya nggak kenceng-kenceng amat. 



Fotonya nggak di kirim-kirim jadi saya screenshot dari WhatsApp yha~


Beda umi, beda juga topik pembicaraannya. Seperti sekelompok umi-umi di depan say yang dari awal sampai pertengahan acara masih saja membahas cucunya yang baru bisa belajar jalan. Dan umi di sebelahnya membanggakan anaknya yang baru saja diterima di perusahaan ternama.


Ya wajar saja sih, sesama umi-umi apalagi URT (Umi Rumah Tangga) memang tipikal interaksinya seperti itu, nggak jauh dari hal sehari-hari. Tapi ya mbok nggak pas di tengah-tengah acara kajian dengan suara cekikikan yg lumayan keras juga ya, Mi :') 


Suara ustadzahnya jadi nggak kedengaran. Nggak kasian apa sama saya yang udah happy dari rumah, alih-alih mau dengar ceramah, malah dengar keluh-kesah.


Tapi ya ndak papa. 


Satu jam berikutnya suara hubabah mulai terdengar jelas setelah saya pindah lokasi, mblusuk ke ruang basement mesjid yang ternyata nggak se-basement yang saya kira. Ruangannya nyaman dengan lantai marmer, lampu langit-langit yang cantik plus pendingin udara. 


Basement yang ternyata biasa dipakai untuk venue pernikahan.


"Hihhhh tau begitu mah dari tadi pagi langsung masuk kesini deh." Sambatku dalam hati. 


Acara selesai jam 11.00, saat semua jamaah diluar sudah mulai merapat ke area yg adem, ke Indomaret. Nggak, becanda. 


Sudah begitu aja. 

Jangan mengharapkan isi blog saya adalah bagaimana saya mengkaji apa yang Ustadzah sampaikan. Saya hanya bercerita pengalaman saya yang MasyaAllah sekali ini. Semua yg beliau sampaikan begitu berkesan di hati, dengan bahasa yang santun dan penyampaian yang mudah dicerna oleh semua kalangan. Tua-muda, semua larut dalam indahnya ilmu yang terangkai dalam kata.



Orang-orang yang beriman menyaksikan tiada Tuhan selain Allah dengan berdasarkan ilmu. Maka kalau kepengen otakmu mikirnya bener, jangan berhenti mengaji, jangan berhenti hadir di majelis-majelis ilmu dan jangan jauhi para Ulama. Jika kau dekat dengan itu semua maka rezekimu, hidupmu semuanya penuh dengan keberkahan. 


- Ustadzah Halimah Alaydrus -




Wassalam. 

Bella, fakir ilmu.





COPYRIGHT © 2017 · PERMANA BELLA | THEME BY RUMAH ES