Jomblo Explained

Source

Yak, jadi saya adalah satu dari sekian juta makhluk yang berspesies Jomblo di bumi. Entah kalo di planet lain.  Dan nggak tau kenapa saya masih betah menyandang gelar itu sampai sekarang. Saya sudah sekian abad menjomblo, yang kemarin-kemarin di sekip aja karena saya juga nggak mampu untuk mengklasifikasi hubungan jenis apa itu. Dan hubungan yang “unnamed” kemarin hanya beberapa bulan yang jika dibandingkan dengan tiga tahun menjomblo, jelas lebih banyak waktu menjomblonya. Secara harfiah, terakhir saya pacaran itu tiga tahun lalu. Waktu soto bude masih 5000 seporsi. Dan mie ayam belakang GOR Padjajaran masih banyak cogan.

Kadang ada aja yang nanya ini itu perihal jomblo. Please, hentikan. Karena sesungguhnya saya belum khatam soal dunia perjombloan. Beri saya petunjuk, Suhu.

Nggak di kantor, dirumah, di dimensi lain, selalu ditanya tentang hal yang itu-itu aja soal percintaan. 

“Lama banget ngejomblo, nggak bosan?”

Bosan. Mari kita perdalam kata itu. Bosan bisa dirasakan siapa saja, baik yang jomblo, yang punya pacar, yang sudah menikah bahkan yang selirnya sudah bejibun pun pasti pernah merasakan bosan. Itu wajar dan manusiawi. Bosan  itu hal sepele, tergantung bisa mengatasinya atau nggak. Tapi kalo masih kekeuh nanyain dan jawaban penjelasan yang barusan nggak mempan, saya akan jawab nggak. Saya punya kegiatan, kerja. Di kantor pun selalu asique dan banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengusir rasa bosan. Menulis tulisan nggak faedah ini contohnya. 

Source

“Ngejomblo terus, belum move on atau nggak laku ?”

Pppfffttt….. Males banget rasanya ngetik jawaban untuk pertanyaan ini. Lha terus kalo males dijawab kenapa pertanyaannya diketik ? Ya biarin kan ini blog saya. Sudah atau belumnya move on itu bukan jadi alasan utama dalam sebuah kesendirian. Banyak yang belum move on tapi udah punya pacar, jadi pacar barunya hanya jadi pelampiasan dan batu loncatan untuk lupa sama mantannya. Ada juga yang udah move on tapi masih solo, macam saya.

Nggak laku ? Minggu kemarin si Kim Woo Bin bela-belain naik angkot ke rumah, ngajak balikan. Terus juga aa Chris Evan nembak saya pake lagu Virgoun – Surat Cinta Untuk Bella. Belum lagi abang Johnny Depp yang ngeposin saya surat yang isinya permintaan untuk jadi istri mudanya.

“Kita-kita udah ada planning serius loh sama pacar. Kamu kapan mau serius ?”

Nanti, kalo Tuhan sudah mempertemukan dan orang tua merestukan. 

Source

Jadi jomblo itu sebenarnya enak dan banyak keuntungannya. Bisa kenal sama banyak orang, kalo punya pacar mungkin gaakan bisa karena pacaran selalu ada batas bukan ? Nggak boleh jalan sama orang lah inilah itulah, sementara kalo jomblo kita bebas untuk bisa kenal dengan siapa saja. Bisa lebih mengenal diri, terkadang selama pacaran, sadar atau tidak sadar kita selalu dicekoki dengan kesenangan dan keindahan soal cinta sampai akhirnya kita lupa untuk mengenal dan menggali lebih dalam tentang diri kita sendiri. Jomblo juga adalah masa-masa yang pas untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri dengan Tuhan, juga melatih diri untuk tidak selalu bergantung dengan orang lain. Ya intinya , jadilah jomblo berkualitas yang jangan dikit-dikit ngeluh, semua pasti pernah “tidak bahagia”  tapi ketidakbahagiaan bukanlah hal yang kece untuk dipertontonkan. 

Tapi bukan berarti saya mau terus-terusan jadi jomblo. Karena sejatinya saya adalah wanita yang punya hati dan ingin dimiliki. Saya sedikit migrain setelah ngetik kalimat yang barusan.