Dia muncul
lagi, tak tau apa tujuannya. Ia selalu menungguku di gerbang rumah. Ketika aku
melihatnya, ia balik menatapku dengan tatapan pilu. Seperti ada yang ingin ia
sampaikan. Jangankan bertanya, menyapa pun aku tak berani. Selalu kutundukan kepala ketika lewat di
depannya. Dan matanya mengikutiku sampai aku benar-benar masuk ke dalam rumah.