Rabu, 29 Agustus 2018

Malam Minggu Jomblo VS Malam Satu Suro




Malam minggu. Disaat yang lain keluar rumah, saya memilih untuk bergelut dengan sundel bolong. Sendirian. Untungnya kami berbeda alam. Saya di ruang tamu, dia di dalem tipi. Tepatnya di film Malam Satu Suro. Yha ! Malam minggu kopetku dihabiskan dengan nonton film yang katanya film terseram sepanjang masa itu.

Udah mah malam minggu, jomblo, nonton malam satu suro, sendiran pula. Horrornya terlihat seperti double triple killer ! Tapi kenyataannya, saya ngakak sampe kejengkang dari sofa. Tutup toples kaleng pun ringsek di beberapa bagian gara-gara cara ketawa saya yang cukup barbar karena beberapa kali dia saya keplak keplak.

Malam Satu Suro adalah film yang mengisahkan tentang Suketi ( Suzanna ) mati karena dibunuh dan bergentayangan menjadi sundel bolong. Kemudian seorang sakti merubahnya menjadi manusia dengan cara memaku kepalanya. Suketi pun terlahir kembali sebagai manusia dan berganti nama menjadi Uke.

Film ini keren. Tapi ada beberapa adegan yang terlihat ganjal di era milenial sekarang ini yang membuat selera humor saya patut di telisik lebih lanjut. Berikut saya jabarkan :

1.       Adegan ketika Pretty menangis dan berteriak “Mama… mamaa…” saat diculik. Di film ini, Pretty diceritakan sebagai anak perempuan berusia kurang lebih 5 tahun. Tapi di adegan tersebut, teriakannya malah terdengar seperti anak laki-laki berumur 12 tahun.


Yang buat saya ngakak adalah saya tiba-tiba teringat Lucinta Luna saat suara jantannya nggak sengaja keluar di lagu Sunny.

Huft kampret sekali.

2.       Adegan ketika Uke berubah menjadi sundel bolong. Terlihat perbedaan yang mencolok antara sundel bolong zaman 80’an dan sundel bolong masa kini. 


Sundel bolong era 80’an ternyata gemar men-sasak rambutnya, kontras dengan sundel bolong masa kini yang rambutnya terlihat lebih lurus dan terawat.

3.       Adegan ketika sundel bolong menunjukan bakat lain yang terpendam. Jadi jajangkung. Sundel bolong adalah demit paling ekspresif yang pernah saya lihat. Dendam dan kemarahannya ia salurkan lewat bakat.


Jika dilihat dari keluwesannya saat menjadi jajangkung, maka dapat disimpulkan bahwa semasa hidupnya, Suketi adalah alumnus tim sunat sisingaan khas Karawang.


4.       Adegan saat Bang Bokir bertemu dengan Dek Sun, perempuan cantik yang jalan sendirian di malam hari dengan dandanan nyentrik nan gaul pada masanya. Keanehan terletak pada ukuran pita rambutnya yang sangat besar dengan rumbai rumbai se pinggang. 



Saya berkonspirasi bahwa itu bukanlah pita, melainkan layangan yang gagal kualifikasi festival layangan nasional sehingga dialih fungsikan sebagai hiasan rambut.

5.       Adegan di penghujung film, saat dukun jahat berubah menjadi siluman kodok. Biarpun kostumnya sudah dibuat semirip mungkin dengan kodok bangkong, faktanya, kodoknya terlihat tinggi semampai sehingga lebih mirip seperti kodok yang kebanyakan minum susu hilo.



Seandainya kodok itu masih eksis sampai sekarang dan punya instagram. Maka feedsnya akan penuh dengan iklan endorse kapsul peninggi badan dan pelangsing tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COPYRIGHT © 2017 · PERMANA BELLA | THEME BY RUMAH ES