Malam minggu. Disaat yang lain keluar rumah, saya memilih
untuk bergelut dengan sundel bolong. Sendirian. Untungnya kami berbeda alam.
Saya di ruang tamu, dia di dalem tipi. Tepatnya di film Malam Satu Suro. Yha !
Malam minggu kopetku dihabiskan dengan nonton film yang katanya film terseram
sepanjang masa itu.
Udah mah malam minggu, jomblo, nonton malam satu suro,
sendiran pula. Horrornya terlihat seperti double triple killer ! Tapi
kenyataannya, saya ngakak sampe kejengkang dari sofa. Tutup toples kaleng pun
ringsek di beberapa bagian gara-gara cara ketawa saya yang cukup barbar karena
beberapa kali dia saya keplak keplak.
Malam Satu Suro adalah film yang mengisahkan tentang Suketi
( Suzanna ) mati karena dibunuh dan bergentayangan menjadi sundel bolong.
Kemudian seorang sakti merubahnya menjadi manusia dengan cara memaku kepalanya.
Suketi pun terlahir kembali sebagai manusia dan berganti nama menjadi Uke.
Film ini keren. Tapi ada beberapa adegan yang terlihat
ganjal di era milenial sekarang ini yang membuat selera humor saya patut di
telisik lebih lanjut. Berikut saya jabarkan :
1.
Adegan ketika Pretty menangis dan berteriak
“Mama… mamaa…” saat diculik. Di film ini, Pretty diceritakan sebagai anak
perempuan berusia kurang lebih 5 tahun. Tapi di adegan tersebut, teriakannya
malah terdengar seperti anak laki-laki berumur 12 tahun.
Yang buat saya ngakak adalah saya tiba-tiba
teringat Lucinta Luna saat suara jantannya nggak sengaja keluar di lagu Sunny.
Huft kampret sekali.
2.
Adegan ketika Uke berubah menjadi sundel bolong.
Terlihat perbedaan yang mencolok antara sundel bolong zaman 80’an dan sundel
bolong masa kini.
Sundel bolong era 80’an ternyata gemar
men-sasak rambutnya, kontras dengan sundel bolong masa kini yang rambutnya
terlihat lebih lurus dan terawat.
3.
Adegan ketika sundel bolong menunjukan bakat
lain yang terpendam. Jadi jajangkung. Sundel bolong adalah demit paling
ekspresif yang pernah saya lihat. Dendam dan kemarahannya ia salurkan lewat
bakat.
Jika dilihat dari keluwesannya saat menjadi
jajangkung, maka dapat disimpulkan bahwa semasa hidupnya, Suketi adalah alumnus
tim sunat sisingaan khas Karawang.
4.
Adegan saat Bang Bokir bertemu dengan Dek Sun,
perempuan cantik yang jalan sendirian di malam hari dengan dandanan nyentrik
nan gaul pada masanya. Keanehan terletak pada ukuran pita rambutnya yang sangat
besar dengan rumbai rumbai se pinggang.
Saya berkonspirasi bahwa itu bukanlah pita,
melainkan layangan yang gagal kualifikasi festival layangan nasional sehingga
dialih fungsikan sebagai hiasan rambut.
5.
Adegan di penghujung film, saat dukun jahat
berubah menjadi siluman kodok. Biarpun kostumnya sudah dibuat semirip mungkin
dengan kodok bangkong, faktanya, kodoknya terlihat tinggi semampai sehingga
lebih mirip seperti kodok yang kebanyakan minum susu hilo.
Seandainya kodok itu masih eksis sampai
sekarang dan punya instagram. Maka feedsnya akan penuh dengan iklan endorse
kapsul peninggi badan dan pelangsing tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar