Sumber |
Seperti yang
kita tau, populasi jomblo di Bumi bukannya makin berkurang malah makin bertambah.
Entah karena banyak jomblo imigran dari planet Saturnus atau karena jomblo
semakin berevolusi dengan cara membelah diri, bumi jadi penuh sesak dengan mereka.
Bersyukurlah kalian yang tinggal di Jakarta karena ada program pemerintah “Kartu Jakarta Jomblo” yang dapat melindungi dan memberikan solusi untuk jomblo-jomblo frustasi. Lah yang diluar Jakarta ? Apalagi yang di daerah pelosok sana, udah pelosok, jomblo lagi.
Bersyukurlah kalian yang tinggal di Jakarta karena ada program pemerintah “Kartu Jakarta Jomblo” yang dapat melindungi dan memberikan solusi untuk jomblo-jomblo frustasi. Lah yang diluar Jakarta ? Apalagi yang di daerah pelosok sana, udah pelosok, jomblo lagi.
Akhir-akhir
ini, saya, yang mana adalah salah satu jomblo produktif, merasa semangat saya mulai
berkurang. Kalo kemarin itu semangat saya masih membara dan membabi buta, sekarang
adem ayem, jadi melow melow menjijikan gitu. Bukan bukan, saya bukan galau
karena imam masjid, Muzammil Hasballah belum lama ini menikah. Bukan pula galau
karena iklan indoeskrim lebih pilih naik elang dibanding naik naga. Tapi saya
galau karena fenomena anak bocah yang makin kesini gayanya makin senga.
Pernah
sore-sore ketika sedang hujan deras, saya iseng seduh indomie ayam bawang
kuahnya dikit cabenya banyak telornya setengah mateng sawinya jangan pake
batang. Niatnya mau menikmati suasana hujan di teras rumah, tapi setelah saya
dengan excited nya menenteng semangkok
indomie di tangan kanan dan segelas teh manis hangat di tangan kiri,
sesampainya di teras saya mendadak layu. Pemandangannya horang pacaran, anak SD
pulak. Ya Tuhaan.. cobaan apalagi ini.
Ilustrasi
Sumber |
Sore itu ada dua orang anak SD yang lagi berteduh disana, perempuan dan laki-laki, boncengan naik motor modif yang dijamin bikin orang yang diboncengnya sakit pinggang, joknya miring 45˚. Sudah biasa lah saya ngeliat anak SD yang naik motor begituan. Bisa ketebak mereka ini anak SD karena walaupun pake kaos bebas tapi bawahnya masih rok dan celana merah.
Saya memang
nggak terlalu memperdulikan, mereka mau berteduh ya silahkan. Saya mah anteng
nyeruput kuah indomie secara perlahan dan penuh perasaan. Tapi ya berhubung
mereka ada di sudut yang mudah terlihat ya otomatis jadi pusat perhatian.
Sewaktu
indomie saya masih semangkok penuh, mereka terlihat biasa saja, duduk
sampingan, ketawa ketiwi, main adu jempol ala anak-anak pada umumnya. Perkiraan
saya sih, mereka sekitaran kelas 5 atau kelas 6. Karena si perempuanya sudah
terlihat sedikit subur, ada salah satu bagian tubuh yang sudah terlihat “terbentuk”.
Yaa kalian paham lah maksud saya apa. Ada yang beneran belum paham ? Atau mau saya posting aja bentuknya yang seperti apa ?
Yaa kalian paham lah maksud saya apa. Ada yang beneran belum paham ? Atau mau saya posting aja bentuknya yang seperti apa ?
Ketika
Indomie saya mulai berkurang jadi setengah mangkok, lama-lama terlihat gelagat
mencurigakan dari mereka. Posisi duduk yang tadinya berjauhan jadi berdekatan bahkan
nempel. Kepala si perempuan mulai bersandar di bahu si laki-laki, tangannya
membalas dengan merangkul di pinggang. Saya setengah keselek waktu liat dua
sejoli itu sedang dimabuk cinta. Entah cinta jenis apa yang tumbuh di hati
seorang anak SD.
Indomie
sudah hampir habis, berbarengan dengan hujan yang semakin reda tapi tidak dengan
kemesraan mereka berdua. Rangkulannya justru semakin erat, tangannya mulai
iseng menjarah ke bawah pinggang alias ke bagian ( maaf ) bokong. Si perempuan
kegelian, si laki-laki ketagihan.
Saya mulai risih, sendok dan garpu sengaja saya jatuhkan ke lantai. Mereka cuma nengok ke belakang, bengong sebentar, terus lanjut mesra-mesraan lagi. What the…?????? Seandainya saya adalah alumnus debus mungkin mangkok indomie masih akan tetap saya kunyah. Oke, jurus pertama nggak mempan, untuk mengeluarkan jurus kedua saya masih harus nunggu dulu akan sampai mana mereka.
Saya mulai risih, sendok dan garpu sengaja saya jatuhkan ke lantai. Mereka cuma nengok ke belakang, bengong sebentar, terus lanjut mesra-mesraan lagi. What the…?????? Seandainya saya adalah alumnus debus mungkin mangkok indomie masih akan tetap saya kunyah. Oke, jurus pertama nggak mempan, untuk mengeluarkan jurus kedua saya masih harus nunggu dulu akan sampai mana mereka.
Lima
menit…Sepuluh menit… Dan akhirnya setelah 15 menit, tangan si laki-laki mulai
merogoh ke dalam kantongnya, ngeluarin hempon, akhirnya mereka selfie berdua.
Dengan pose yang sama seperti saat indomie saya hampir habis, bedanya kali ini
tangan si perempuan bergaya “peace” .
Nggak lama setelah selfie akhirnya mereka bubar, ngeloyor gitu aja meninggalkan saya, seoonggok daging bernyawa yang masih terdiam membisu melihat kelakuan anak jaman sekarang. Nggak lupa sendok dan garpu dan barusan diterjunkan masih tergenggam erat di tangan. Saat itu juga ingin rasanya saya karungin mereka berdua, lalu saya bawa ke bandara antariksa, menyelundupkan karung itu ke bagasi roket
Nggak lama setelah selfie akhirnya mereka bubar, ngeloyor gitu aja meninggalkan saya, seoonggok daging bernyawa yang masih terdiam membisu melihat kelakuan anak jaman sekarang. Nggak lupa sendok dan garpu dan barusan diterjunkan masih tergenggam erat di tangan. Saat itu juga ingin rasanya saya karungin mereka berdua, lalu saya bawa ke bandara antariksa, menyelundupkan karung itu ke bagasi roket
Sumber |
Jatuh cinta
adalah hak siapa saja, tua atau muda itu adalah kebebasan. Anak SD juga berhak
mencinta, karena ketertarikan pada lawan jenis adalah hasrat yang manusiawi dan
tanda kenormalan. Tapi jika kasusnya seperti yang diatas, apakah masih dibilang
pantas ? Melakukan tindakan yang menurut saya diluar batas usianya. Mereka juga
pasti nggak akan merasa kalo mereka ini salah, lha namanya anak SD pola pikirnya belum mateng, masih mentah. Mereka
juga gaakan berbuat seperti itu kalau sebelumnya nggak pernah melihat, iya kan
? Dan mereka hanya
tinggal dibimbing, diberi arahan yang benar.
Sumber |
Yang banyak
menjadi pertanyaan adalah kemana peran orang tuanya ? Kemana peran bapak dan ibu gurunya ? Pendidikan
moral dan agama yang kurang menyebabkan anak-anak seusianya mudah terbawa arus
pergaulan yang salah. Tapi kesalahan bukan sepenuhnya kepada orang tua maupun
guru, karena yaaa namanya anak muda kebanyakan muka dua. Dirumah kalem, diluar
ya beda lagi.
Intinya, selalu
bersikap baiklah dimanapun kita berada. Karena sikap dan perbuatan kita diluar
adalah tontonan yang selalu bisa dilihat orang lain. Usahakan selalu menunjukan
sisi positif ketimbang sisi negatifnya.
Salam Indomie Ayam Bawang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar