Senin, 10 April 2017

[ Cerpen ] Boeing 777



Rambutnya tergerai panjang selutut, wajahnya pucat pias, gaunnya putih kusam dengan noda coklat kemerah merahan. Gerak langkahnya lambat, gaun panjangnya selalu terseret di permukaan tanah, wangi bunga kenanga adalah pertanda jika ia mulai hadir.
Entah sudah yang keberapa kalinya ia lewat di depan rumahku. Tapi malam ini ia mulai menoleh ke arahku, wajahnya menyeramkan dengan rambut sedikit menutupi wajah dan tanpa bola mata, kami saling memandang cukup lama sampai akhirnya ia, tersenyum.

Aku berjalan menyusuri tangga, mencoba mengingat semua yang pernah terjadi. Disudut ruangan terlihat Ibuku yang masih menangis menatap sebuah foto yang terbingkai indah, fotoku satu minggu yang lalu. Baru beberapa langkah aku mendekati Ibu, bayangan putih tiba tiba melintas dari samping, kuikuti bayangan itu ke arah halaman belakang rumah. Halaman luas yang kini mulai tak terawat, kolam ikan yang kering tak berpenghuni serta pohon besar yang dahannya hampir menutupi cahaya matahari bila pagi datang. Bayangan itu berhenti dan mulai menunjukan sebuah bentuk. Bentuk yang tak asing lagi bagiku.

“Apa mau kamu?” tanyaku tenang. Ia tetap tidak menyahut. Bungkusan putih memanjang dengan tubuh dan kepala terikat itu mulai meloncat ke arahku. Kain yang membungkusnya kotor, penuh tanah dan dan sedikit hancur. Ia berdiri tepat di depan wajahku, kepalanya bergoyang ke kanan dan ke kiri seolah mengejekku yang tadi sehabis berdzikir, semakin lama semakin cepat dan ikatan dikepalanya mulai melonggar. “Kenapa kamu selalu mengikuti saya?” tanyaku lagi. Tiba-tiba kepalanya berhenti bergoyang dan ia hanya berdiri mematung, kemudian lenyap. Aku mulai terbiasa dengan semua ini, mulai menerima bahwa aku berteman dengan mereka. Kembali aku masuk kedalam, berdiri di depan cermin. Menatap dan meneliti penampilanku yang sekarang. Putih pucat dengan lubang besar ternganga tepat di jantungku. Puing-puing badan pesawat pernah tertancap di lubang itu, satu minggu yang lalu.

2 komentar:

  1. mmm lagi hujan hujan gini pas banget baca ini >_<

    BalasHapus
  2. Tiati ah buk,ngeri ada yg ngikut lagi :p
    Terima kasih sdh mampir, nantikan celoteh berikutnya yaa!!

    BalasHapus

COPYRIGHT © 2017 · PERMANA BELLA | THEME BY RUMAH ES