Jumat, 13 Juli 2018

Belajar Dari Susu Yang Tidak Mengandung Susu



Source

Baru-baru ini publik di kejutkan dengan pemberitaan dari BPOM bahwa ternyata ada “susu” yang tidak mengandung susu. Yha, iyalah susu kental manis yang ternyata hanya krimer yang mengatasnamakan sebagai susu. 

Penny K. Lukito selaku ketua BPOM menyataken bahwa susu kental manis mempunyai kandungan susu yang dikentalkan sebelum ditambah gula dan menjadikannya manis. 

“Air (susu) –nya dikeluarkan, di evaporate, di condense, dikentalkan kemudian ditambah gula. Jadi lemaknya tekonsentrasi lalu ditambah gula” –dikutip dari Tribunnews.com

Usut punya usut ternyata susu kental manis ini masih mengandung susu tapi hanya secuil. Lalu kenapa dinamakan susu sementara kandungan gulanya lebih dominan dibanding susunya ? KENAPA ?!

Tapi, banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari sini. Jika susu diibaratkan cinta, maka kasus ini jadi bahan yang pas untuk jadi pembahasan.

Mengonsumsi susu yang tidak mengandung susu sama saja dengan cinta bertepuk sebelah tangan namun terlanjur menjalin hubungan. Jadi hubungannya hanya sekedar status. Cuma biar nggak dikatain jomblo aja~

Sudah dijalani berbulan bulan bahkan bertahun tahun eh tau tau dengar berita dari tetangga “Eh eh, kamu mesti tau, dia tu nggak cinta kamu lho”

Karena minimnya informasi dan malas mencari tau akhirnya dikau percaya begitu saja dengan kata tetangga yang akhirnya meng-ambyar-kan hubunganmu. 

Begitupun dengan susu kental manis, minimnya informasi membuat masyarakat skeptis kemudian kecewa. Karena ‘susu’ yang selama ini menjadi minuman penambah nutrisi keluarga malah ternyata tidak mengandung susu. Sama kecewanya ketika kau tau pacarmu tak mencintaimu ketika kau sedang sayang sayangnya. 
Dibohongi susu dan dibohongi cinta memanglah kasus yang berbeda. Tapi kecewanya sama. Maka dari itu, untuk memilih cinta dan memilih susu memang nggak boleh sembarangan. Harus diteliti baik-baik. Di cek daftar kandungan gizi dan ‘gizi’ nya.

Kalo susu harus mengantongi sertifikat kelayakan nutrisi dari BPOM. Pilih cinta harus lah pake feeling dan insting, kalo perlu, pake surat keterangan belum menikah dari Pak RT setempat. Jaga-jaga siapa tau pacarmu ternyata sudah berumah tangga dan kau hanyalah selingannya. Seperti kelakuannya Om Anu.

Makannya, social media pacarmu itu mbok ya di kepoin. Diliat track record nya dari tahun ke tahun. Minimal sampe ketemu foto-foto dia pas lagi alay-alaynya. Walaupun socmed tidak menjamin, tapi ya kan setidaknya kamu tau dikit tentang dia. Apalagi kalo pacarmu tipikal makhluk yang ‘tiada hari tanpa update’, kadang suka kode lewat update statusnya. Huft. 

Jadi, kesimpulannya adalah harus pintar dalam memilih. Harus banyak kepo. Harga tidak jadi jaminan. Yang murah belum tentu aman. Begitupun dengan yang cakep belum tentu membahagiakan~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COPYRIGHT © 2017 · PERMANA BELLA | THEME BY RUMAH ES