Source |
Euforia film Pengabdi Setan masih terasa
sampai sekarang, remake film horror lawas Indonesia yang baru-baru ini berhasil
meraih gelar film horror terlaris sepanjang masa, menggeser rival sebelumnya,
Danur : I Can See Ghost.
Dengan jalan cerita
yang menarik, pengambilan gambar yang sempurna, jumpscares yang natural dan tidak berlebihan juga pendalaman
karakter pada setiap pemainnya saya rasa wajar jika hanya dalam waktu 20 hari
penayangan sudah tembus 3 juta penonton! Da
best horror movie of da year..
Setelah nonton film
ini ada satu hal yang ingin saya sampaikan kepada Joko Anwar selaku sang
sutradara. Terima kasih pak sudah membuat hidup saya tidak tenang setelah
nonton film besutan bapak. Saya jadi sering celingak celinguk sendiri kalo
dirumah.
Source |
Scene yang paling bikin jantung saya
jedag jedug indah adalah ketika ada pocong lewat sambil menyeret nyeret kakinya
di depan kamar mandi. Ah ingin rasanya saya timpuk pocong itu pake dispenser
dua tabung, gak sopan banget lewat nggak bilang permisi dulu.
Jujur saya ini pecinta
film horror, bahkan dulu semua koleksi DVD saya hanya satu genre, yaitu horror.
Tapi saya lebih suka horror luar negeri, karena kualitas gambar dan jalan
cerita yang lebih menarik. Selain itu, kenapa saya suka horror luar negeri juga
karena film horror luar negeri demitnya cuma ada disana, di negara asalnya, di
Indonesia nggak ada.
Nggak mungkin lah si
Annabelle atau si Sadako bela-belain naik pesawat 26 jam hanya untuk
bergentayangan di bumi Indonesia tercinta ini. Saya membayangkan bagaimana
repotnya mereka jika ingin mampir ke Indonesia. Annabelle, kasian dia masih
kecil, masih anak-anak dan masih dibawah umur. Lain lagi Sadako, saya rasa
Sadako ini demit amfibi, dia bisa hidup di dua alam, di darat dan di sumur.
Jadi kalo dia lewat, selain nakutin juga bikin becek.
Yang saya herankan
adalah kenapa setan-setan diluar negeri itu keren-keren. Kenapa keren ? Karena
punya nama. Contohnya, Sadako, Valak dan Bathsheba. Mereka ini kan termasuk
golongan ras kuntilanak. Tapi diberi nama masing-masing.
Coba kalo di
Indonesia, semua hantu perempuan yang bergaun dan berambut panjang pasti
langsung dinamai kuntilanak. Padahal bisa saja semasa hidupnya mereka punya
nama yang keren, Angela contohnya.
Kuntilanak Angela,
yhaaaaa.
Tapi saya nggak
terlalu takut sih kalo sama kuntilanak, karena sesama perempuan jadi bisa
saling memahami gitu. Nah kalo pocong ? Saya nyerah deh sama demit satu ini.
PALING NGERI ! Kengerian yang dirasakan benar-benar alami, padahal dalam Islam,
pocong adalah “wujud” saat kita di makamkan nanti. Mungkin itu yang membuat
pocong menjadi demit paling ditakuti, kerena mengingatkan akan kematian.
Source |
Selain itu, pocong adalah
demit tak bergender. Saya sulit membandingkan mana yang laki-laki dan mana yang
perempuan. Semuanya sama. Apa saya harus menelanjanginya terlebih dahulu untuk mengetahui
gendernya ? Liat nampak luarnya saja udah serem apalagi nampak dalamnya. Bisa
pingsan 2 dekade.
Source |
Sampai sekarang masih banyak masyarakat yang beranggapan
hal-hal ghaib dan sejenisnya seperti ini hanya hoax, bahkan isapan jempol
semata. Padahal jika dilihat dari kacamata Islam, “mereka” benar-benar ada,
kita menyebutnya sebagai “jin”. Jadi kuntilanak, pocong, genderuwo dan
teman-temannya adalah bentuk perwujudannya.
Membahas persoalan klenik memang tidak ada habisnya. Seperti ada saja bahan
yang membuat perdebatan, si anu bilang begini, si ono bilang begitu.
Macam-macam anggapan lah, tapi toh semua kembali ke kepercayaan masing-masing.
Mau berpendapat apa, monggo… Indonesia
itu Negara demokrasi jadi semua bebas berpendapat.
Asal tau porsi :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar