Merindu tapi tak dirindu. Rasanya sama seperti kopi hitam yang kuteguk lima menit yang lalu. Pahit, tapi tetap kunikmati. Derasnya hujan di sore hari mewakili kesedihanku yang tak berair mata. Langit solah mengerti tentang apa yang kurasakan.
Drrtt....drrtt....
Ponselku bergetar, nama Mas Erik tertera di layar.
"Halo, kamu dimana ? Kenapa pesan saya nggak kamu balas?"
"Saya di coffeeshop di ujung gang kosan. Bukannya saya nggak mau balas, tapi saya takut istrimu baca karena Mas bilang lagi di rumah."
"Hmmm.. tapi kamu baik-baik saja kan?"
"Saya baik-baik saja."
"Yasudah kalo begitu, saya mau lanjutin kerjaan dulu. Kamu jaga diri baik-baik."
"Iyaaa."
Tuttt.. tuttt... tuttt
Telepon terputus.
Aku berbohong padanya. Aku tidak sedang baik baik saja. Palu godam besar seperti baru saja menghantamku. Dua hari yang lalu, istrinya datang ke tempatku. Ia perempuan yang cantik, sangat cantik. Tutur katanya pun santun ketika berkunjung, walau kutau ia menaruh banyak curiga.
Ia menanyakanku banyak hal tentang apa yang dilakukan Mas Erik diluaran sana, mengingat aku adalah asisten pribadinya. Walau hanya sebatas pekerjaan, tapi aku tau banyak soal Mas Erik.
Bahkan tentang hal gila yang selama ini disembunyikan dari istri dan keluarganya.
"Apa Bapak sering ajak kamu ke tempat-tempat aneh ? Atau sedikit bercerita sama kamu ?" tanya Bu Alisha, istri sah Mas Erik.
"Nggak Bu, Bapak nggak pernah ke tempat-tempat begituan."
"Dia mulai aneh akhir-akhir ini, pernah beberapa kali saya pergoki dia senyum-senyum sendiri di depan cermin. Sering pakai parfum kalo mau keluar. Bahkan saya pernah nggak sengaja dengar dia telepon sayang sayangan sama orang lain. Saya curiga Bapak macam-macam diluar sana. Saya kesini hanya untuk minta tolong sama kamu. Tolong kasih tau saya seandainya Bapak menunjukan gelagat aneh atau apapun itu. Karena cuma kamu yang setiap hari sama Bapak. Kamu orang kepercayaan saya dan kepercayaan Bapak"
Aku tak menyangka, perempuan yang cantik, yang baik dan penyabar seperti Bu Alisha pun masih di selingkuhi oleh Mas Erik. Aku tak ada apa-apanya dibanding dia. Tapi kenapa Mas Erik masih saja memperlakukanku berbeda ?
Beberapa
kali ia menggodaku, dan beberapa kali juga aku bertekuk lutut padanya.
Menyerahkan kehormatanku kepada dia yang bukan seharusnya. Hati kecilku
meronta, tapi tubuhku seakan menemukan tempat berlabuh.
Teman
teman seangkatanku yang mengetahui gelagat mencurigakanku dan Mas Erik
akhirnya mengetahuinya, mereka tak sengaja memergoki ketika Mas Erik
mencumbuku di dalam mobil. Cacian dan hinaan kemudian ku terima. Mereka
meneriakiku dengan kalimat binatang. Mereka panggil aku goblok.
Karena
itu pula aku memutuskan untuk resign dan menghabiskan waktu dengan
hanya berdiam diri di kosan. Merenungi akan apa yang baru saja terjadi.
Sudah
seringkali aku minta agar Mas Erik berhenti bermain gila denganku.
Mengingat statusnya adalah sebagai suami orang. Sekalipun ia
meninggalkan istrinya demi aku, itu tetap tidak akan bisa. Karena
hubungan kami adalah hubungan yang terhina. Yang ditentang oleh agama
dan negara.
Terlebih,
aku juga punya kekasih yang baru saja memutuskan hubungannya denganku setelah
ia tau akan hubungan gilaku dengan Mas Erik. Kini aku merindukannya, aku
merindukan sandarannya, aku merindukan pelukan manjanya. Aku merindukan apapun
yang ada pada Rani.
Aku sendiri tak
tau atas apa yang kurasakan saat ini, aku bersedih kehilangan kekasihku, aku
juga bersedih akan nasib diriku, nasib tubuhku. Aku tidak bisa menghentikannya.
Jiwaku seakan meronta melawan hukum alam.
Aku
mencintai Rani.
Tapi,
Aku juga
mencintai Mas Erik, yang sesama laki-laki.
Bingung mau ngapain? mendingan main games online bareng aku?
BalasHapuscuman DP 20rbu aja kamu bisa dapatkan puluhan juta rupiah lohh?
kamu bisa dapatkan promo promo yang lagi Hitzz
yuu buruan segera daftarkan diri kamu
Hanya di dewalotto
Link alternatif :
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com